LAPORAN
PRAKTIKUM
PENETAPAN SUSUT PENGERINGAN, KADAR AIR DAN KADAR MINYAK
ATSIRI
OLEH
NAMA :
NIM :
KELOMPOK :
GOLONGAN :
ASISTEN :
LABORATORIUM
FARMAKOGNOSI
FAKULTAS FARMASI
UNIVERSITAS HASANUDDIN
MAKASSAR
2018
BAB
I
PENDAHULUAN
I.1 Latar Belakang
Penggunaan bahan alam sebagai obat tradisional di
Indonesia telah dilakukan oleh nenek moyang kita sejak berabad-abad yang
lalu.Obat tradisional adalah bahan atau ramuan bahan yang berupa bahan
tumbuhan, bahan hewan, bahan mineral, sediaan sarian atau campuran dari bahan
tersebut yang secara turun-temurun telah digunakan untuk pengobatan berdasarkan
pengalaman.Obat tradisional lebih dikenal masyarakat sebagai obat herbal.Obat
herbal dapat dikelompokkan dalam 3 kategori, yaitu jamu, obat herbal terstandar
dan fitofarmaka (1).
Standardisasi obat herbal Indonesia seperto standardisasi
simplisia dan ekstrak mempunyai arti penting untuk menjaga mutu obat herbal.
Parameter standardisasi simplisia dapat berupa parameter susut pengeringan, kadar sari larut,
kadar air dan sebagainya. Parameter kadar abu memberikan gambaran kandungan
mineral internal dan eksternal yang berasal dari proses awal sampai
terbentuknya simplisia. Susut pengeringan memberikan batasan maksimal tentang besarnya
senyawa yang hilang pada proses pengeringan. Kadar air memberikan batasan
minimal atau rentang tentang besarnya kandungan air dalam bahan (1).
Berdasarkan uraian diatas, maka dilakukan praktikum
“Penetapan Susut Pengeringan, Kadar Air dan Kadar Minyak Atsiri”.
I.2. Maksud dan Tujuan
Percobaan
I.2.1. Maksud
Percobaan
Pada percobaan Penetapan Susut Pengeringan, Kadar Air dan
Kadar Minyak Atsiri, mampu
mempelajari dan memahami
a penetapan susut pengeringan serta kadar air dan
kadar minyak atsiri simplisia dan ekstrak menggunakan destilator.
I.2.2.
Tujuan Percobaan
Percobaan Penetapan Susut Pengeringan,
Kadar Air dan Kadar Minyak Atsiri bertujuan :
a.
Untuk
menentukan penetapan
susut pengeringan pada simplisia
kunyit (Curcuma
domestica) dengan menggunakan parameter 105⁰c
b.
Untuk
mengetahui cara menetapkan kadar minyak atsiri kulit jeruk manis (Citrus sinensis) dengam menggunakan kondensor spiral
c.
Untuk mengetahui cara menetapkan kadar air ekstrak daun jeruk
manis (Citrus sinensis) dengan menggunakan kondensor lurus
BAB
II
TINJAUAN
PUSTAKA
II.1 Klasifikasi Tumbuhan
II.1.1
Kunyit (Curcuma
domestica)
Divisi :Spermatophyta
Sub
division : Angiospermae
Kelas : Monocotyledoneae
Gambar 1. Rimpang kunyit (Curcuma domestica)
|
Famili : Zingiberaceae
Genus : Curcuma
Species : Curcuma
domestica (2)
II.1.2 Jeruk
Manis (Citrus sinensis)
Kerajaan : Plantae
Gambar 2. Buah
dan daun Jeruk manis (Citrus
sinensis)
|
Sub-divisi : Angiospermae
Kelas :
Dicotyledonae
Bangsa :
Rutales
Famili : Rutaceae
Marga :
Citrus
Jenis :
Citrus sinensis (3)
II.2 Morfologi
II.2.1 Kunyit (Curcuma domestica)
Kunyit merupakan tanaman herba dan tingginya dapat
mencapai 100 cm. Batang kunyit semu, tegak, bulat, membentuk rimpang dan
berwarna hijau kekuningan. Kunyit berdaun tunggal, berbentuk lanset memanjang,
helai daun berjumlah 3-8, ujung dan pangkal daun runcing, tepi daun rata,
pertulangan menyirip dan berwarna hijau pucat. Keseluruhan rimpang membentuk
rumpun rapat, berwarna orange, dan tunas mudanya berwarna putih. Akar serabut
berwarna cokelat muda. Bagian tanaman yang digunakan adalah rimpang, daun atau
akarnya. Tanaman kunyit siap
dipanen pada umur 8 - 18 bulan, saat panen yang terbaik adalah umur tanaman 11
- 12 bulan, yaitu pada saat gugurnya daun kedua. Saat itu produksi yang
diperoleh lebih besar dan lebih banyak bila dibandingkan dengan masa panen pada
umur kunyit 7 - 8 bulan. Ciri - ciri tanaman kunyit yang siap panen ditandai
dengan berakhirnya pertumbuhan vegetatif, seperti terjadi kelayuan/perubahan
warna daun dan batang yang semula hijau berubah menjadi kuning (2)
II.2.2 Jeruk
Manis (Citrus sinensis)
Jeruk manis (Citrus sinensis),
yang mempunyai ciri tanaman perdu dengan ketinggian 3- 10 meter, ranting
berduri; duri pendek berbentuk paku. Tangkai daun panjang 0,5 – 3,5 cm. helaian
daun bulat telur, elliptis atau memanjang, dengan ujung tumpul atau meruncing
tumpul. Mahkota bunga putih atau putih kekuningan.Buah bentuk bola, atau bentuk
bola tertekan berwarna kuning, oranye atau hijau dengan kuning. Daging buah
kuning muda, oranye kuning atau kemerah-merahan dengan gelembung yang bersatu dengan
yang lain (3).
II.3 Kandungan Kimia
II.3.1 Kunyit (Curcuma domestica)
Kunyit merupakan jenis temu-temuan
yang mengandung zat aktif seperti minyak atsiri dan senyawa kurkumin. Kandungan
bahan kimia yang sangat berguna adalah curcumin yaitu diarilhatanoid yang
memberi warna kuning. Selain
itu kandungan kimianya adalah tumeron, zingiberen. Komposisi kimia kunyit kadar
air 6,0%, protein 8,0%, karbohidrat 57,0%, serat kasar 7,0%, bahan mineral
6,8%, minyak volatile 3,0%, kurkuma 3,2%, bahan non volatil 9,0%. Kandungan
kunyit yaitu minyak atsiri (3-5%) terdiri dari senyawa dialfapelandren 1%,
disabeneli 0,6%, cineol 1%, borneol 0,5%, zingiberen 25% tirmeron 58%,
seskuiterpen alcohol 5,8%, alfatlanton dan gamma atlanton, pati berkisar
40-50%, kurkumin 2,5-6%. (4)
II.3.2
Jeruk Manis (Citrus sinensis)
Jeruk manis mempunyai rasa yang
manis, kandungan air yang banyak dan memiliki kandungan vitamin C yang tinggi
(berkisar 27-49 mg/100 gram daging buah). Vitamin C bermanfaat sebagai
antioksidan dalam tubuh, yang dapat mencegah kerusakan sel akibat aktivitas
molekul radikal bebas. Sari buah jeruk manis mengandung 40-70 mg vitamin C per
100 ml, tergantung jenis jeruknya. Makin tua buah jeruk, umumnya kandungan
vitamin C semakin berkurang, tetapi rasanya semakin manis (3).
II.4 Uraian Susut Pengeringan
Penetapan susut pengeringan adalah
senyawa yang menghilang selama proses pemanasan (tidak hanya menggambarkan air
yang hilang, tetapi juga senyawa menguap yang lain hilang). Pengukuran sisa zat
dilakukan pada pengeringan temperature 105°C selama 30 menit atau sampai berat
konstan dan dinyatakan dalam metode persen (metode gravimetri) (5).
II.5 Uraian Penetapan Kadar
Air
Parameter kadar air merupakan
pengukuran kandungan air yang berada di dalam bahan. Penetapan parameter
dilakukan dengan cara yang tepat yaitu titrasi, destilasi atau gravimetri.
Tujuan dari penetapan kadar air adalah mengetahui batasan maksimal atau rentang
tentang besarnya kandungan air dalam bahan. Hal ini terkait dengan kemurnian
dan adanya kontaminan dalam simplisia tersebut. Dengan demikianmenghilang kadar
air hingga jumlah tertentu berguna untuk memperpanjang daya tahan bahan selama
penyimpanan. Range kadar air tergantung jenis ekstrak yang diinginkan, ekstrak
kering kadar air 30%. Kadar air yang cukup beresiko adalah lebih dari 10% (5).
II.6 Uraian Penetapan Kadar Minyak Atsiri
Minyak atsiri yang dikenal dengan nama
minyak terbang (volatile oil) atau minyak eteris (essential oil) adalah minyak
yang dihasilkan dari tanaman dan mempunyai sifat mudah menguap pada suhu kamar
tanpa mengalami dekomposisi. Minyak atsiri merupakan salah satu hasil proses
metabolisme dalam tanaman, yang terbentuk karena reaksi berbagai senyawa kimia
dan air. Sifat dari minyak atsiri yang lain adalah mempunyai rasa getir
(pungent taste), berbau wangi sesuai dengan bau tanaman penghasilnya, yang
diambil dari bagian-bagian tanaman seperti daun, buah, biji, bunga, rimpang,
kulit kayu, bahkan seluruh bagian tanaman.Minyak arsiri mudah larut dalam
pelarut organik seperti alkohol, eter, petroleum, benzene, dan tidak larut
dalam air (9).
Penyulingan adalah suatu proses
pemisahan secara fisik suatu campuran dua atau lebih produk yang mempunyai
titik didih yang berbeda dengan cara memdidihkan terlebih dahulu komponen yang
mempunyai titik didih rendah terpisah dari campuran.penyulingan merupakan
metode ekstrasi yang tertua dalam pengolahan minyak atsiri. Metode ini cocok
untuk munyak atsiri yang tidak mudah rusak oleh panas, misalnya minyak cengkeh,
nilam, sereh wangi, pala, akar wangi, dan jahe (6).
II.7 Destilasi
Distilasi atau penyulingan adalah
suatu metode pemisahan bahan kimia berdasarkan perbedaan kecepatan atau
kemudahan menguap (volatilitas) bahan.Dalam penyulingan, campuran zat
dididihkan sehingga menguap, dan uap ini kemudian didinginkan kembali kedalam
bantuk cairan. Zat yang memliki titik didih lebih rendah akan menguap terlebih
dahulu. Metode ini termasuk sebagai unit operasi kimia jenis perpindahan panas.
Penerapan proses ini didasarkan pada teori bahwa pada suatu larutan,
masing-masing komponen akan menguap pada titik didihnya. Peralatan – peralatan
yang digunakan pada destilasi dapat dilihat pada gambar di bawah ini. (7)
Gambar 3. Alat destilasi
|
II.7.1 Bagian - bagian
Alat Destilasi
II.7.1.1 Statif dan kleim
Statif dan kleim fungsinya Untuk
menjepit buret dalam proses titrasi, Menjepit soklet untuk penentuan kadar
lemak, - Menjepit destilator untuk penentuan kadar air secara destilasi, -
Menjepit kondensor pada proses pemanasan dengan pendingin balik.
II.7.1.2 Termometer
Termometer digunakan untuk mengukur
suhu dalam proses destilasi sehingga suhu dapat dikontrol sesuai dengan suhu yang
harus berada diatas titik didih zat cair yang didestilasi.
II.7.1.3 Pemanas
Pemanas
berguna untuk memanaskan sampel yang terdapat pada labu alas bulat.
II.7.1.4 Labu Alas Bulat
Labu alas bulat sebagai wadah untuk
penyimpanan sampel yang akan didestilasi dan sebagai steel head
II.7.1.5 Labu Didih
Labu
didih berfungsi untuk tempat suatu campuran zat cair yang akan didestilasi dan
penggunaan batu didih pada destilasi adalah untuk mempercepat proses pendidihan
sampel dengan menahan tekanan atau menekan gelembung panas pada sampel serta
menyebarkan panas yang ada ke seluruh bagian sampel.
II.7.1.6 Erlenmeyer
Erlenmeyer sebagai wadah untuk
menampung destilat yang diperoleh dari proses destilasi.
II.7.1.7 Pipa penghubung
(adaptor)
Pipa penghubung
(adaptor) untuk menghubungkan antara
kondensor dan wadah penampung destilat (Erlenmeyer) sehingga cairan destilat
yang mudah menguap akan tertampung dalam erlenmeyer dan tidak akan menguap
keluar selama proses destilasi berlangsung
II.7.1.8 Steel Head
Steel head berfungsi sebagai
pengukur uap atau gas yang akan dimasukkan ke dalam alat pendingin.
II.7.1.9 Kondensor
Kondensor atau
pendingin yang berguna untuk mendinginkan uap destilat yang melewati kondensor
sehingga menjadi cair. Kondensor atau pendingin yang digunakan menggunakan
pendingin air dimana air yang masuk berasal dari bawah dan keluar di atas,
karena jika airnya berasal (masuk) dari atas maka air dalam pendingin atau
kondensor tidak akan memenuhi isi pendingin sehingga tidak dapat digunakan
untuk mendinginkan uap yang mengalir lewat kondensor tersebut. Oleh karena itu
pendingin atau kondensor air masuknya harus dari bawah sehingga pendingin atau
kondensor akan terisi dengan air maka dapat digunakan untuk mendinginkan
komponen zat yang melewati kondensor tersebut dari berwujud uap menjadi
berwujud cair.
II.7.2 Jenis – jenis
Kondesor
Gambar 4. Jenis – jenis
komdensor
|
II.7.2.1 Kondensor leibig
Kondensor lurus (Liebig) adalah
suatu kondensor yang sering digunakan dalam penentuan kadar air, tetapi memiliki
kapasitas pendinginan yang rendah dan dapat dengan mudah tersumbat ketika
cairan yang terkondensasi mengalir kembali ke dalam labu dan menghilangkan uap
pada
II.7.2.2 Kondensor Allihn
Kondensor Allihn (Bulat)
meningkatkan desain ini dengan memiliki lubang yang lebih lebar di bagian bawah
dan mengembunkan cairan pada "gelembung" di mana ia dapat berlari ke
sisi tabung dan terjadi penguapan yang panas pada sampel.
II.7.2.3 Kondensor Graham
Kondensor
Graham (spiral) adalah tabung kondensasi digulung yang memberikan lebih banyak
area permukaan untuk pendinginan tetapi juga cenderung mengirim cairan kental
langsung masuk ke jalur uap yang dapat bergerak naik. Sering digunakan pada
penentuan minyak atsiri.
II.7.2.4 Kondensor Dimroth
Kondensor
Dimroth adalah kondensor khusus yang digunakan untuk ekstraksi solkett, karena ujung tetes pada mulut
terminal spiral dapat menetapkan konstan pada sumbu longitudinal dan lurus ke
ekstraksi thimble, tetapi Dimroth dapat menangani sejumlah uap yang besar dan menahan setiap tetes voleme pelarut
tunggal.
II.7.2.5 Kondensor Friedrichs
Kondensor Freidrichs dapat
menggabungkan jari pengdingin dengan spiral, berkapasitas lebih tinggi, cukup
besar dan berat. Digunakan dengan rotovaps di mana akan mengambil banyak
pelarut dengan cepat, tetapi tidak dengan alat refluks biasa dan bekerja secara
cepat serta dapat mendestilasi beberapa produk yang sangat mudah menguap.
II.7.2 Macam - macam Alat Destilasi
II.7.2.1 Distilasi Sederhana
Pada distilasi sederhana, dasar pemisahannya adalah
perbedaan titik didih yang jauhatau dengan salah satu komponen bersifat
volatil.Jika campuran 6 7 dengan pemanasan. Uap dari campuran akan naik ke
atasmenuju ke kondensor dan akhirnya masuk ke labu distilat (7).
II.7.2 Distilasi
Vakum
Distilasi vakum biasanya digunakan jika senyawa yang
ingin didistilasi tidak stabil, dengan pengertian dapat terdekomposisi sebelum
atau mendekati titik didihnya atau campuran yang memiliki titik didih di atas
150 °C. Metode distilasi ini tidak dapat digunakan pada pelarut dengan titik
didih yang rendah jika kondensornya menggunakan air dingin, karena komponen
yang menguap tidak dapat dikondensasioleh air. Untuk mengurangi tekanan
digunakan pompa vakum atau aspirator.Aspirator berfungsi sebagai penurun
tekanan pada sistem distilasi ini (7).
II.7.3 Distilasi
Fraksionisasi
Fungsi distilasi fraksionasi adalah memisahkan
komponen-komponen cair, dua atau lebih, dari suatu larutan berdasarkan
perbedaan titik didihnya.Distilasi ini juga dapat digunakan untuk campuran
dengan perbedaan titik didih kurang dari 20 °C dan bekerja pada tekanan
atmosfer atau dengan tekanan rendah. Aplikasi dari distilasi jenis ini
digunakan pada industri minyak mentah,untuk memisahkan komponen- komponen dalam
minyak mentah Perbedaan distilasi fraksionasi dan distilasi sederhana adalah
adanya kolom fraksionasi. Dikolom ini terjadi pemanasan secara bertahap dengan
suhu yang berbeda-beda pada setiap platnya.Pemanasan yang berbeda-beda ini bertujuan
untuk pemurnian distilat yang lebih dari plat-plat di bawahnya.Semakin ke atas,
semakin tidak volatil cairannya (7).
II.7.4 Distilasi
Uap
Distilasi uap digunakan pada campuran senyawa-senyawa
yang memiliki titik didih mencapai 200 °c atau lebih.Distilasi uap dapat
menguapkan senyawa-senyawaini dengan suhu mendekati 100 °c dalam tekanan
atmosfer dengan menggunakan uap atau air mendidih.Sifat yang fundamental dari
distilasi uap adalah dapat mendistilasicampuran senyawa di bawah titik didih
dari masing-masing senyawa campurannya.Selain itu distilasi uap dapat digunakan
untuk campuran yang tidak larut dalam air di semua temperatur, tapi dapat
didistilasi dengan air.Aplikasi dari distilasi uap adalahuntuk mengekstrak
beberapa produk alam seperti minyak eucalyptus dari eucalyptus, minyak sitrus
dari lemon atau jeruk, dan untuk ekstraksi minyak parfum daritumbuhan.campuran
dipanaskan melalui uap air yang dialirkan ke dalam campuran dan mungkin
ditambah juga 7 dengan pemanasan. Uap dari campuran akan naik ke atasmenuju ke
kondensor dan akhirnya masuk ke labu distilat (7)
BAB
III
METODE
KERJA
III.1 Alat dan Bahan
III.1.1 Alat
Alat yang digunakan adalah blender, botol timbang,destilator,
ember, kertas perkamen, mantel heat, neraca digital, oven, statif dan klem
danselang air.
III.1.2 Bahan
Bahan yang digunakan adalah aquadest,
daun jeruk manis (Citrus sinensis),
es batu, ekstrak, serbuk simplisia kunyit (Curcuma domestica), tisu dan toluena.
III.2 Cara
Kerja
III.2.1
Penetapan Susut Pengeringan
Botol timbang dipanaskan dalam oven selama 30 menit pada
suhu 105°C kemudian ditimbang dan dicatat beratnya.Sampel dihaluskan
menggunakan blender kemudian ditimbang sebanyak 2 gram dan dimasukkan ke dalam
botol timbang yang telah dipanaskan dan didinginkan. Setelah itu, botol kosong
berisi sampel dipanaskan kembali dalam oven selama 30 menit pada suhu lebih kurang 105°C
dan didinginkan kemudian ditimbang kembali dan dicatat hasilnya. Kemudian,
Botol timbang berisi sampel dipanaskan dan ditimbang kembali seperti pada
langkah sebelumnya hingga mencapai nilai selisih berat sebelum dan sesudah
dipanaskan sebesar 0,005 (nilai konstan).Hitung susut pengeringan.
III.2.2 Penetapan
Kadar Air
Kondensor lurus dipasang pada klem kemudian dihubungkan
dengan selang input pada bagian bawah
kondensor dan selangoutput air dingin
pada bagian atas kondensor yang terhubung ke ember yang berisi air dingin. Pada
ujung selang input air dingin dipasangkan pompa penyedot air. Dibawah kondensor, diletakkan labu destilasi
pada mantel heat.Labu alas bulat berisi sampel ekstrak daun jeruk manis (Citrus sinensis) 1 gram dan toluene jenuh air. Mantel heat dan pompa air
diaktifkan.Kemudian diamati berapa banyak air yang tertampung pada ujung bawah
kondensor.
III.2.2 Penetapan
Kadar Minyak Atsiri
Kondensor spiral dipasang pada klem kemudian dihubungkan
dengan selang input pada bagian bawah
kondensor dan selang output air
dingin pada bagian atas kondensor yang terhubung ke ember yang berisi air
dingin. Pada ujung selang input air
dingin dipasangkan pompa penyedot air.
Dibawah kondensor, diletakkan labu alas bulat pada mantel heat. Labu tersebut berisi sampel kulit jeruk manis (Citrus sinensis) sebanyak
120 gram dan toluene
jenuh air. Mantel heat dan pompa air
diaktifkan.Kemudian diamati berapa banyak minyak yang tertampung.
BAB
IV
HASIL
DAN PEMBAHASAN
IV.1. Hasil
Berdasarkan praktikum yang telah dilakukan, didapatkan hasil bahwa
sebagai berikut :
Tabel 1. Hasil Penetapan Susut Pengeringan
Bobot botol
kosong (g)
|
Bobot sampel
(g)
|
Bobot botol
kosong + sampel (g)
|
Selisih
|
20,9989
|
2,0055
|
23,0023
|
-
|
20,9989
|
2,0055
|
22,9901
|
0,0122
|
20,9989
|
2,0055
|
22,9875
|
0,0026
|
Susut pengeringan
|
99,8952%
|
Tabel
2. Hasil Penetapan Kadar Air dan Kadar Minyak Atsiri
Penetapan
|
Bobot Awal (g)
|
Volume Akhir (mL)
|
%kadar
|
Kadar
air
|
1
|
0,3
|
30%
|
Minyak
atsiri
|
120
|
0,5
|
0,4166%
|
IV.2 Pembahasan
Penetapan susut pengeringan adalah senyawa yang
menghilang selama proses pemanasan. Berdasarkan praktikum yang telah dilakukan,
didapatkan hasil bahwa Susut pengeringan sampel adalah 99,8952%. Hal ini dianggap keliru karena
tidak mungkin senyawa yang hilang dari sampel lebih dari 90%.Hal ini disebabkan nilai terakhir
bobot sampel belum mencapai nilai konstan.Selain itu, juga dapat disebabkan
kekeliruan saat menimbang karena alat timbang yang digunakan kurang stabil dan pada
saat melakukan pengeringan di dalam oven penutup botol timbang tidak dibuka.
Parameter kadar air merupakan pengukuran kandungan air
yang berada di dalam bahan. Pada praktikum ini, didapatkan sebanyak 0,3 mL air yang tertampung pada
destilator dari 1
gram ekstrak atau kadar air dalam ekstrak daun jeruk manis adalah 30% dalam 1 gram ekstrak. Tidak ada pustaka yang
menjelaskan persen kadar air dalam ekstrak daun jeruk manis. Namun, menurut BPOM, kadar air yang
baik untuk simplisia atau ekstrak adalah tidak lebih dari 10% (8).
Sehingga, ekstrak
daun jeruk yang digunakan
tidak memenuhi syarat mutu ekstrak
yang baik. Kelebihan kadar ini dapat disebabkan disebabkan kekeliruan dalam
menentukan jumlah toluene jenuh air yang digunakan sehingga tidak hanya air
dari ekstrak yang menguap
tetapi dari pelarut yang digunakan.
Menurut pustaka, Hasil terbaik untuk rendemen minyak atsiri kulit
jeruk manis dengan
pelarut n-heksana didapatkan pada suhu 50 °C dan 90
menit yaitu 1,34% dari 300 gram kulit jeruk manis
halus (14).Namun hasil yang didapatkan adalah 0,4166 %kadar minyak atsiri dalam 120 gram kulit jeruk manis. Hal ini, tidak sesuai dengan pustaka
karena dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor seperti suhu dan waktu penguapan
yang digunakan tidak sama dengan suhu pada pustaka serta alat yang digunakan
tidak dalam kualitas baik seperti pompa air dingin yang sering terlepas
sehingga, bisa saja saat ada uap, tidak terjadi kondensasi karena tidak adanya
air dingin yang mengalir pada kondensor.
BAB
V
PENUTUP
V.1. Kesimpulan
Berdasarkan uraian pada bab sebelumnya, dapat disimpulkan
bahwa %susut pengeringan simplisia kunyit adalah 99,8952%,
terdapat 0,4166
% kadar minyak atsiri dalam 120
gram dkulit jeruk manis,
terdapat 30%
kadar air dalam ekstrak kulit jeruk manis.
V.2. Saran
Untuk laboratorium,sebaiknya terdapat kipas angin di
dalam laboratorium dan pembaharuan terhadap alat penunjang praktikum seperti
kursi. Saran untuk praktikum ini, sebaiknya alat yang akan digunakan seperti
timbangan diletakkan pada tempat yang tidak terdapat gangguan sehingga
didapatkan hasil timbangan yang akurat. Sedangkan untuk asisten penanggung
jawab, lebih tegas lagi dan memperhatikan efisiensi waktu.
DAFTAR PUSTAKA
1.
Rizqa
OD. Standardisasi simplisia daun Justicia
gendarussa Burm f. dari berbagai tempat tumbuh. Surabaya: Universitas
Airlangga. 2010
2. Hapsoh dan Hasanah,
Y., Budidaya Tanaman Obat dan Rempah. USU Press. Medan. 2011.
3.
Suryaningtyas
NWY. Kemampuan pectin jeruk manis (Citrus
sinensis) sebagai biosorben logam berat krom (VI). Yogyakarta: Universitas
Atma Jaya. 2014
4.
Mahendra,
B. 13 Jenis Tanaman Obat Ampuh, Penebar Swadaya, Jakarta. 2005
5.
Awainah
N. Standarisasi ekstrak methanol klika anak dara (Croton oblongus Burm f.). Makassar: Universitas Islam Negeri
Alauddin Makassar. 2015
6.
Sutrisno
Str. Pengaruh penggunaan minyak cengkeh (cloves Oil) sebagai bioaditif bahan
bakar terhadap prestasi mesin sepeda motor bensin 4-langkah. Lampung:
Universitas Lampung.2015
7.
Putra
DTA. Rancang bangun alat distilasi oli bekas (perawatan dan perbaikan.
Palembang: Politeknik Negeri Sriwijaya. 2014
8.
Badan
Pengawas Obat dan Makanan Republik Indonesia. Persyaratan Mutu Obat Tradisional. Peraturan Badan Pengawas Obat
dan Makanan Republik Indonesia Nomor 12 tahun 2014
LAMPIRAN
Lampiran 1. Skema Kerja
A. Susut
Pengeringan
Persiapan :
Botol timbang kosong
|
· ditimbang
Oven 105°C
|
Deksikator
|
Pengerjaan :
Sampel 2 gram
|
· dimasukkan ke botol
timbang
Oven 15 menit
|
· ditimbang
Nilai konstan
|
B.
Penetapan Kadar Minyak Atsiri
Sampel daun jeruk manis (Citrus sinensis)
|
· Dipotong berberapa
bagian
· Dimasukkan
kedalam labu
· Tambahkan air suling
· Panaskan labu
%kadar minyak atsiri kulit
jeruk manis (Citrus sinensis)
|
C. Penetapan
Kadar Air
Ekstrak daun jeruk manis (Citrus sinensis)
|
· Masukkan toluene
· Panaskan alat
· Masukkan kedalam labu
· Sikat tabung
menggunakan sikat kawat
%kadar air ekstrak daun jeruk
manis (Citrus sinensis)
|
Lampiran 2. Perhitungan
A. Perhitungan Susut Pengeringan
%
B. Perhitungan Kadar Air
=30 %
C. Perhitungan Kadar Minyak Atsiri
= 0,4166
%
Lampiran 3. Kunci
Determinasi
A. Kunci Determinasi kunyit (Curcuma domestica)
1b - 2b
- 3b - 4b - 6b - 7b - 9b - 10b - 11b - 12b - 13b - 14a -15a - 109b (golongan 8, tanaman
yang berdaun tunggal dan tersebar) - 119b - 120b - 128b - 129b - 130b - 132a (familia
Zingiberaceae)
B. Kunci Determinasi Jeruk Manis (Citrus sinensis)
1b,
2b, 3b, 4b, 6b, 9b, 10b, 11b, 12b, 13b, 14, 15b, 197b, 208b, 219b, 220b, 224b,
225b, 227b, 229a, Fam 62 Rutaeceae
Lampiran 4. Gambar
Gambar 1.
Meletakkan simplisia pada botol timbang
|
Gambar 2.
Meletakkan botol timbang + sampel dioven
|
Gambar 3.
Mendinginkan botol timbang + sampel
|
Gambar 4.
Menimbang botol timbang + sampel
|
Gambar 9. Proses Destilasi Minyak atsiri
|
Gambar 10. Proses Destilasi Kadar air
|