Sabtu, 22 September 2018


LAPORAN PRAKTIKUM
PENETAPAN SUSUT PENGERINGAN, KADAR AIR DAN KADAR MINYAK ATSIRI



 














OLEH


NAMA                    :
NIM                         :
KELOMPOK         :
GOLONGAN         :
ASISTEN              :




LABORATORIUM FARMAKOGNOSI
FAKULTAS FARMASI
UNIVERSITAS HASANUDDIN
MAKASSAR
2018






BAB I
PENDAHULUAN
I.1        Latar Belakang
            Penggunaan bahan alam sebagai obat tradisional di Indonesia telah dilakukan oleh nenek moyang kita sejak berabad-abad yang lalu.Obat tradisional adalah bahan atau ramuan bahan yang berupa bahan tumbuhan, bahan hewan, bahan mineral, sediaan sarian atau campuran dari bahan tersebut yang secara turun-temurun telah digunakan untuk pengobatan berdasarkan pengalaman.Obat tradisional lebih dikenal masyarakat sebagai obat herbal.Obat herbal dapat dikelompokkan dalam 3 kategori, yaitu jamu, obat herbal terstandar dan fitofarmaka (1).
            Standardisasi obat herbal Indonesia seperto standardisasi simplisia dan ekstrak mempunyai arti penting untuk menjaga mutu obat herbal. Parameter standardisasi simplisia dapat berupa parameter susut pengeringan, kadar sari larut, kadar air dan sebagainya. Parameter kadar abu memberikan gambaran kandungan mineral internal dan eksternal yang berasal dari proses awal sampai terbentuknya simplisia. Susut pengeringan memberikan batasan maksimal tentang besarnya senyawa yang hilang pada proses pengeringan. Kadar air memberikan batasan minimal atau rentang tentang besarnya kandungan air dalam bahan (1).
            Berdasarkan uraian diatas, maka dilakukan praktikum “Penetapan Susut Pengeringan, Kadar Air dan Kadar Minyak Atsiri”.

I.2.       Maksud dan Tujuan Percobaan
I.2.1.    Maksud Percobaan
            Pada percobaan Penetapan Susut Pengeringan, Kadar Air dan Kadar Minyak Atsiri,   mampu mempelajari dan memahami a penetapan susut pengeringan serta kadar air dan kadar minyak atsiri simplisia dan ekstrak menggunakan destilator.
I.2.2. Tujuan Percobaan
         Percobaan Penetapan Susut Pengeringan, Kadar Air dan Kadar Minyak Atsiri bertujuan :
a.    Untuk menentukan penetapan susut pengeringan pada simplisia kunyit (Curcuma domestica) dengan menggunakan parameter 105c
b.    Untuk mengetahui cara menetapkan kadar minyak atsiri kulit jeruk manis (Citrus sinensis) dengam menggunakan kondensor spiral
c.    Untuk mengetahui cara menetapkan kadar air ekstrak daun jeruk manis (Citrus sinensis) dengan menggunakan kondensor lurus








BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
II.1       Klasifikasi Tumbuhan
II.1.1    Kunyit (Curcuma domestica)
Divisi              :Spermatophyta                              
Sub division  : Angiospermae
Kelas              : Monocotyledoneae
Gambar 1. Rimpang kunyit (Curcuma domestica)
Ordo               : Zingiberales
 Famili            : Zingiberaceae
Genus                        : Curcuma
 Species         : Curcuma domestica (2)
II.1.2    Jeruk Manis (Citrus sinensis)
Kerajaan        : Plantae



Gambar 2. Buah dan daun Jeruk manis (Citrus sinensis)
Divisi              : Spermatophyta
Sub-divisi      : Angiospermae
Kelas              : Dicotyledonae
Bangsa          : Rutales                                           
Famili                         : Rutaceae
Marga             : Citrus
Jenis              : Citrus sinensis (3)



II.2       Morfologi
II.2.1    Kunyit (Curcuma domestica)
            Kunyit merupakan tanaman herba dan tingginya dapat mencapai 100 cm. Batang kunyit semu, tegak, bulat, membentuk rimpang dan berwarna hijau kekuningan. Kunyit berdaun tunggal, berbentuk lanset memanjang, helai daun berjumlah 3-8, ujung dan pangkal daun runcing, tepi daun rata, pertulangan menyirip dan berwarna hijau pucat. Keseluruhan rimpang membentuk rumpun rapat, berwarna orange, dan tunas mudanya berwarna putih. Akar serabut berwarna cokelat muda. Bagian tanaman yang digunakan adalah rimpang, daun atau akarnya. Tanaman kunyit siap dipanen pada umur 8 - 18 bulan, saat panen yang terbaik adalah umur tanaman 11 - 12 bulan, yaitu pada saat gugurnya daun kedua. Saat itu produksi yang diperoleh lebih besar dan lebih banyak bila dibandingkan dengan masa panen pada umur kunyit 7 - 8 bulan. Ciri - ciri tanaman kunyit yang siap panen ditandai dengan berakhirnya pertumbuhan vegetatif, seperti terjadi kelayuan/perubahan warna daun dan batang yang semula hijau berubah menjadi kuning (2)
II.2.2    Jeruk Manis (Citrus sinensis)
             Jeruk manis (Citrus sinensis), yang mempunyai ciri tanaman perdu dengan ketinggian 3- 10 meter, ranting berduri; duri pendek berbentuk paku. Tangkai daun panjang 0,5 – 3,5 cm. helaian daun bulat telur, elliptis atau memanjang, dengan ujung tumpul atau meruncing tumpul. Mahkota bunga putih atau putih kekuningan.Buah bentuk bola, atau bentuk bola tertekan berwarna kuning, oranye atau hijau dengan kuning. Daging buah kuning muda, oranye kuning atau kemerah-merahan dengan gelembung yang bersatu dengan yang lain (3).
II.3       Kandungan Kimia
II.3.1    Kunyit (Curcuma domestica)
            Kunyit merupakan jenis temu-temuan yang mengandung zat aktif seperti minyak atsiri dan senyawa kurkumin. Kandungan bahan kimia yang sangat berguna adalah curcumin yaitu diarilhatanoid yang memberi warna kuning. Selain itu kandungan kimianya adalah tumeron, zingiberen. Komposisi kimia kunyit kadar air 6,0%, protein 8,0%, karbohidrat 57,0%, serat kasar 7,0%, bahan mineral 6,8%, minyak volatile 3,0%, kurkuma 3,2%, bahan non volatil 9,0%. Kandungan kunyit yaitu minyak atsiri (3-5%) terdiri dari senyawa dialfapelandren 1%, disabeneli 0,6%, cineol 1%, borneol 0,5%, zingiberen 25% tirmeron 58%, seskuiterpen alcohol 5,8%, alfatlanton dan gamma atlanton, pati berkisar 40-50%, kurkumin 2,5-6%. (4)
II.3.2    Jeruk Manis (Citrus sinensis)
          Jeruk manis mempunyai rasa yang manis, kandungan air yang banyak dan memiliki kandungan vitamin C yang tinggi (berkisar 27-49 mg/100 gram daging buah). Vitamin C bermanfaat sebagai antioksidan dalam tubuh, yang dapat mencegah kerusakan sel akibat aktivitas molekul radikal bebas. Sari buah jeruk manis mengandung 40-70 mg vitamin C per 100 ml, tergantung jenis jeruknya. Makin tua buah jeruk, umumnya kandungan vitamin C semakin berkurang, tetapi rasanya semakin manis (3).
II.4       Uraian Susut Pengeringan
            Penetapan susut pengeringan adalah senyawa yang menghilang selama proses pemanasan (tidak hanya menggambarkan air yang hilang, tetapi juga senyawa menguap yang lain hilang). Pengukuran sisa zat dilakukan pada pengeringan temperature 105°C selama 30 menit atau sampai berat konstan dan dinyatakan dalam metode persen (metode gravimetri) (5).
II.5       Uraian Penetapan Kadar Air
            Parameter kadar air merupakan pengukuran kandungan air yang berada di dalam bahan. Penetapan parameter dilakukan dengan cara yang tepat yaitu titrasi, destilasi atau gravimetri. Tujuan dari penetapan kadar air adalah mengetahui batasan maksimal atau rentang tentang besarnya kandungan air dalam bahan. Hal ini terkait dengan kemurnian dan adanya kontaminan dalam simplisia tersebut. Dengan demikianmenghilang kadar air hingga jumlah tertentu berguna untuk memperpanjang daya tahan bahan selama penyimpanan. Range kadar air tergantung jenis ekstrak yang diinginkan, ekstrak kering kadar air 30%. Kadar air yang cukup beresiko adalah lebih dari 10% (5).
II.6        Uraian Penetapan Kadar Minyak Atsiri
            Minyak atsiri yang dikenal dengan nama minyak terbang (volatile oil) atau minyak eteris (essential oil) adalah minyak yang dihasilkan dari tanaman dan mempunyai sifat mudah menguap pada suhu kamar tanpa mengalami dekomposisi. Minyak atsiri merupakan salah satu hasil proses metabolisme dalam tanaman, yang terbentuk karena reaksi berbagai senyawa kimia dan air. Sifat dari minyak atsiri yang lain adalah mempunyai rasa getir (pungent taste), berbau wangi sesuai dengan bau tanaman penghasilnya, yang diambil dari bagian-bagian tanaman seperti daun, buah, biji, bunga, rimpang, kulit kayu, bahkan seluruh bagian tanaman.Minyak arsiri mudah larut dalam pelarut organik seperti alkohol, eter, petroleum, benzene, dan tidak larut dalam air (9).
         Penyulingan adalah suatu proses pemisahan secara fisik suatu campuran dua atau lebih produk yang mempunyai titik didih yang berbeda dengan cara memdidihkan terlebih dahulu komponen yang mempunyai titik didih rendah terpisah dari campuran.penyulingan merupakan metode ekstrasi yang tertua dalam pengolahan minyak atsiri. Metode ini cocok untuk munyak atsiri yang tidak mudah rusak oleh panas, misalnya minyak cengkeh, nilam, sereh wangi, pala, akar wangi, dan jahe (6).
II.7       Destilasi
            Distilasi atau penyulingan adalah suatu metode pemisahan bahan kimia berdasarkan perbedaan kecepatan atau kemudahan menguap (volatilitas) bahan.Dalam penyulingan, campuran zat dididihkan sehingga menguap, dan uap ini kemudian didinginkan kembali kedalam bantuk cairan. Zat yang memliki titik didih lebih rendah akan menguap terlebih dahulu. Metode ini termasuk sebagai unit operasi kimia jenis perpindahan panas. Penerapan proses ini didasarkan pada teori bahwa pada suatu larutan, masing-masing komponen akan menguap pada titik didihnya. Peralatan – peralatan yang digunakan pada destilasi dapat dilihat pada gambar di bawah ini. (7)
 
Gambar 3. Alat destilasi
 
II.7.1    Bagian - bagian Alat Destilasi
II.7.1.1 Statif dan kleim
            Statif dan kleim fungsinya Untuk menjepit buret dalam proses titrasi, Menjepit soklet untuk penentuan kadar lemak, - Menjepit destilator untuk penentuan kadar air secara destilasi, - Menjepit kondensor pada proses pemanasan dengan pendingin balik.
II.7.1.2 Termometer
            Termometer digunakan untuk mengukur suhu dalam proses destilasi sehingga suhu dapat dikontrol sesuai dengan suhu yang harus berada diatas titik didih zat cair yang didestilasi.


II.7.1.3 Pemanas
            Pemanas berguna untuk memanaskan sampel yang terdapat pada labu alas bulat.
II.7.1.4 Labu Alas Bulat
            Labu alas bulat sebagai wadah untuk penyimpanan sampel yang akan didestilasi dan sebagai steel head
II.7.1.5 Labu Didih
            Labu didih berfungsi untuk tempat suatu campuran zat cair yang akan didestilasi dan penggunaan batu didih pada destilasi adalah untuk mempercepat proses pendidihan sampel dengan menahan tekanan atau menekan gelembung panas pada sampel serta menyebarkan panas yang ada ke seluruh bagian sampel.
II.7.1.6 Erlenmeyer
            Erlenmeyer sebagai wadah untuk menampung destilat yang diperoleh dari proses destilasi.
II.7.1.7 Pipa penghubung (adaptor)
Pipa penghubung (adaptor)  untuk menghubungkan antara kondensor dan wadah penampung destilat (Erlenmeyer) sehingga cairan destilat yang mudah menguap akan tertampung dalam erlenmeyer dan tidak akan menguap keluar selama proses destilasi berlangsung
II.7.1.8 Steel Head
            Steel head berfungsi sebagai pengukur uap atau gas yang akan dimasukkan ke dalam alat pendingin.
II.7.1.9 Kondensor
Kondensor atau pendingin yang berguna untuk mendinginkan uap destilat yang melewati kondensor sehingga menjadi cair. Kondensor atau pendingin yang digunakan menggunakan pendingin air dimana air yang masuk berasal dari bawah dan keluar di atas, karena jika airnya berasal (masuk) dari atas maka air dalam pendingin atau kondensor tidak akan memenuhi isi pendingin sehingga tidak dapat digunakan untuk mendinginkan uap yang mengalir lewat kondensor tersebut. Oleh karena itu pendingin atau kondensor air masuknya harus dari bawah sehingga pendingin atau kondensor akan terisi dengan air maka dapat digunakan untuk mendinginkan komponen zat yang melewati kondensor tersebut dari berwujud uap menjadi berwujud cair.
II.7.2    Jenis – jenis Kondesor
Gambar 4. Jenis – jenis komdensor

II.7.2.1 Kondensor leibig
            Kondensor lurus (Liebig) adalah suatu kondensor yang sering digunakan dalam penentuan kadar air, tetapi memiliki kapasitas pendinginan yang rendah dan dapat dengan mudah tersumbat ketika cairan yang terkondensasi mengalir kembali ke dalam labu dan menghilangkan uap pada
II.7.2.2 Kondensor Allihn
            Kondensor Allihn (Bulat) meningkatkan desain ini dengan memiliki lubang yang lebih lebar di bagian bawah dan mengembunkan cairan pada "gelembung" di mana ia dapat berlari ke sisi tabung dan terjadi penguapan yang panas pada sampel.
II.7.2.3 Kondensor Graham
            Kondensor Graham (spiral) adalah tabung kondensasi digulung yang memberikan lebih banyak area permukaan untuk pendinginan tetapi juga cenderung mengirim cairan kental langsung masuk ke jalur uap yang dapat bergerak naik. Sering digunakan pada penentuan minyak atsiri.
II.7.2.4 Kondensor Dimroth
            Kondensor Dimroth adalah kondensor khusus yang digunakan untuk  ekstraksi solkett, karena ujung tetes pada mulut terminal spiral dapat menetapkan konstan pada sumbu longitudinal dan lurus ke ekstraksi thimble, tetapi Dimroth dapat menangani sejumlah uap yang besar  dan menahan setiap tetes voleme pelarut tunggal.
II.7.2.5 Kondensor Friedrichs
            Kondensor Freidrichs dapat menggabungkan jari pengdingin dengan spiral, berkapasitas lebih tinggi, cukup besar dan berat. Digunakan dengan rotovaps di mana akan mengambil banyak pelarut dengan cepat, tetapi tidak dengan alat refluks biasa dan bekerja secara cepat serta dapat mendestilasi beberapa produk yang sangat mudah menguap.
II.7.2    Macam - macam Alat Destilasi
II.7.2.1 Distilasi Sederhana
            Pada distilasi sederhana, dasar pemisahannya adalah perbedaan titik didih yang jauhatau dengan salah satu komponen bersifat volatil.Jika campuran 6 7 dengan pemanasan. Uap dari campuran akan naik ke atasmenuju ke kondensor dan akhirnya masuk ke labu distilat (7).
II.7.2    Distilasi Vakum
            Distilasi vakum biasanya digunakan jika senyawa yang ingin didistilasi tidak stabil, dengan pengertian dapat terdekomposisi sebelum atau mendekati titik didihnya atau campuran yang memiliki titik didih di atas 150 °C. Metode distilasi ini tidak dapat digunakan pada pelarut dengan titik didih yang rendah jika kondensornya menggunakan air dingin, karena komponen yang menguap tidak dapat dikondensasioleh air. Untuk mengurangi tekanan digunakan pompa vakum atau aspirator.Aspirator berfungsi sebagai penurun tekanan pada sistem distilasi ini (7).
II.7.3    Distilasi Fraksionisasi
            Fungsi distilasi fraksionasi adalah memisahkan komponen-komponen cair, dua atau lebih, dari suatu larutan berdasarkan perbedaan titik didihnya.Distilasi ini juga dapat digunakan untuk campuran dengan perbedaan titik didih kurang dari 20 °C dan bekerja pada tekanan atmosfer atau dengan tekanan rendah. Aplikasi dari distilasi jenis ini digunakan pada industri minyak mentah,untuk memisahkan komponen- komponen dalam minyak mentah Perbedaan distilasi fraksionasi dan distilasi sederhana adalah adanya kolom fraksionasi. Dikolom ini terjadi pemanasan secara bertahap dengan suhu yang berbeda-beda pada setiap platnya.Pemanasan yang berbeda-beda ini bertujuan untuk pemurnian distilat yang lebih dari plat-plat di bawahnya.Semakin ke atas, semakin tidak volatil cairannya (7).
II.7.4    Distilasi Uap
            Distilasi uap digunakan pada campuran senyawa-senyawa yang memiliki titik didih mencapai 200 °c atau lebih.Distilasi uap dapat menguapkan senyawa-senyawaini dengan suhu mendekati 100 °c dalam tekanan atmosfer dengan menggunakan uap atau air mendidih.Sifat yang fundamental dari distilasi uap adalah dapat mendistilasicampuran senyawa di bawah titik didih dari masing-masing senyawa campurannya.Selain itu distilasi uap dapat digunakan untuk campuran yang tidak larut dalam air di semua temperatur, tapi dapat didistilasi dengan air.Aplikasi dari distilasi uap adalahuntuk mengekstrak beberapa produk alam seperti minyak eucalyptus dari eucalyptus, minyak sitrus dari lemon atau jeruk, dan untuk ekstraksi minyak parfum daritumbuhan.campuran dipanaskan melalui uap air yang dialirkan ke dalam campuran dan mungkin ditambah juga 7 dengan pemanasan. Uap dari campuran akan naik ke atasmenuju ke kondensor dan akhirnya masuk ke labu distilat (7)
BAB III
METODE KERJA
III.1      Alat dan Bahan
III.1.1   Alat
            Alat yang digunakan adalah blender, botol timbang,destilator, ember, kertas perkamen, mantel heat, neraca digital, oven, statif dan klem danselang air.
III.1.2   Bahan
            Bahan yang digunakan adalah aquadest, daun jeruk manis (Citrus sinensis), es batu, ekstrak, serbuk simplisia kunyit (Curcuma domestica), tisu dan toluena.
III.2      Cara Kerja
III.2.1   Penetapan Susut Pengeringan
            Botol timbang dipanaskan dalam oven selama 30 menit pada suhu 105°C kemudian ditimbang dan dicatat beratnya.Sampel dihaluskan menggunakan blender kemudian ditimbang sebanyak 2 gram dan dimasukkan ke dalam botol timbang yang telah dipanaskan dan didinginkan. Setelah itu, botol kosong berisi sampel dipanaskan kembali dalam oven selama 30 menit pada suhu lebih kurang 105°C dan didinginkan kemudian ditimbang kembali dan dicatat hasilnya. Kemudian, Botol timbang berisi sampel dipanaskan dan ditimbang kembali seperti pada langkah sebelumnya hingga mencapai nilai selisih berat sebelum dan sesudah dipanaskan sebesar 0,005 (nilai konstan).Hitung susut pengeringan.
III.2.2   Penetapan Kadar Air
            Kondensor lurus dipasang pada klem kemudian dihubungkan dengan selang input pada bagian bawah kondensor dan selangoutput air dingin pada bagian atas kondensor yang terhubung ke ember yang berisi air dingin. Pada ujung selang input air dingin dipasangkan pompa penyedot air.  Dibawah kondensor, diletakkan labu destilasi pada mantel heat.Labu alas bulat  berisi sampel ekstrak daun jeruk manis (Citrus sinensis) 1 gram dan toluene jenuh air. Mantel heat dan pompa air diaktifkan.Kemudian diamati berapa banyak air yang tertampung pada ujung bawah kondensor.
III.2.2   Penetapan Kadar Minyak Atsiri
            Kondensor spiral dipasang pada klem kemudian dihubungkan dengan selang input pada bagian bawah kondensor dan selang output air dingin pada bagian atas kondensor yang terhubung ke ember yang berisi air dingin. Pada ujung selang input air dingin dipasangkan pompa penyedot air.  Dibawah kondensor, diletakkan labu alas bulat pada mantel heat. Labu tersebut berisi sampel kulit  jeruk manis (Citrus sinensis) sebanyak 120 gram dan toluene jenuh air. Mantel heat dan pompa air diaktifkan.Kemudian diamati berapa banyak minyak yang tertampung.


BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
IV.1. Hasil
        Berdasarkan praktikum yang telah dilakukan, didapatkan hasil bahwa sebagai berikut :
Tabel 1. Hasil Penetapan Susut Pengeringan
Bobot botol kosong (g)
Bobot sampel (g)
Bobot botol kosong + sampel (g)
Selisih
20,9989  
2,0055
23,0023
-
20,9989  
2,0055
22,9901
0,0122
20,9989  
2,0055
22,9875
0,0026
Susut pengeringan
99,8952%

Tabel 2. Hasil Penetapan Kadar Air dan Kadar Minyak Atsiri

Penetapan
Bobot Awal (g)
Volume Akhir (mL)
%kadar
Kadar air
1
0,3
30%
Minyak atsiri
120
0,5
0,4166%

IV.2     Pembahasan
            Penetapan susut pengeringan adalah senyawa yang menghilang selama proses pemanasan. Berdasarkan praktikum yang telah dilakukan, didapatkan hasil bahwa Susut pengeringan sampel adalah 99,8952%. Hal ini dianggap keliru karena tidak mungkin senyawa yang hilang dari sampel lebih dari 90%.Hal ini disebabkan nilai terakhir bobot sampel belum mencapai nilai konstan.Selain itu, juga dapat disebabkan kekeliruan saat menimbang karena alat timbang yang digunakan kurang stabil dan pada saat melakukan pengeringan di dalam oven penutup botol timbang tidak dibuka.
            Parameter kadar air merupakan pengukuran kandungan air yang berada di dalam bahan. Pada praktikum ini, didapatkan sebanyak 0,3 mL air yang tertampung pada destilator dari 1 gram ekstrak atau kadar air dalam ekstrak daun jeruk manis adalah 30% dalam 1 gram ekstrak. Tidak ada pustaka yang menjelaskan persen kadar air dalam ekstrak daun jeruk manis. Namun, menurut BPOM, kadar air yang baik untuk simplisia atau ekstrak adalah tidak lebih dari 10% (8).
             Sehingga, ekstrak daun jeruk yang digunakan tidak memenuhi syarat mutu ekstrak yang baik. Kelebihan kadar ini dapat disebabkan disebabkan kekeliruan dalam menentukan jumlah toluene jenuh air yang digunakan sehingga tidak hanya air dari ekstrak yang menguap tetapi dari pelarut yang digunakan.
       Menurut pustaka, Hasil terbaik untuk rendemen minyak atsiri kulit jeruk manis dengan pelarut n-heksana didapatkan pada suhu 50 °C dan 90 menit yaitu 1,34% dari 300 gram kulit jeruk manis halus (14).Namun hasil yang didapatkan adalah 0,4166 %kadar minyak atsiri dalam 120 gram kulit jeruk manis. Hal ini, tidak sesuai dengan pustaka karena dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor seperti suhu dan waktu penguapan yang digunakan tidak sama dengan suhu pada pustaka serta alat yang digunakan tidak dalam kualitas baik seperti pompa air dingin yang sering terlepas sehingga, bisa saja saat ada uap, tidak terjadi kondensasi karena tidak adanya air dingin yang mengalir pada kondensor.





















BAB V
PENUTUP
V.1.  Kesimpulan
            Berdasarkan uraian pada bab sebelumnya, dapat disimpulkan bahwa %susut pengeringan simplisia kunyit adalah 99,8952%, terdapat 0,4166 % kadar minyak atsiri dalam 120 gram dkulit jeruk manis, terdapat 30% kadar air dalam ekstrak kulit jeruk manis.
V.2.  Saran
            Untuk laboratorium,sebaiknya terdapat kipas angin di dalam laboratorium dan pembaharuan terhadap alat penunjang praktikum seperti kursi. Saran untuk praktikum ini, sebaiknya alat yang akan digunakan seperti timbangan diletakkan pada tempat yang tidak terdapat gangguan sehingga didapatkan hasil timbangan yang akurat. Sedangkan untuk asisten penanggung jawab, lebih tegas lagi dan memperhatikan efisiensi waktu.










DAFTAR PUSTAKA

1.     Rizqa OD. Standardisasi simplisia daun Justicia gendarussa Burm f. dari berbagai tempat tumbuh. Surabaya: Universitas Airlangga. 2010

2.     Hapsoh dan Hasanah, Y., Budidaya Tanaman Obat dan Rempah. USU Press. Medan. 2011.

3.     Suryaningtyas NWY. Kemampuan pectin jeruk manis (Citrus sinensis) sebagai biosorben logam berat krom (VI). Yogyakarta: Universitas Atma Jaya. 2014

4.     Mahendra, B. 13 Jenis Tanaman Obat Ampuh, Penebar Swadaya, Jakarta. 2005

5.     Awainah N. Standarisasi ekstrak methanol klika anak dara (Croton oblongus Burm f.). Makassar: Universitas Islam Negeri Alauddin Makassar. 2015

6.     Sutrisno Str. Pengaruh penggunaan minyak cengkeh (cloves Oil) sebagai bioaditif bahan bakar terhadap prestasi mesin sepeda motor bensin 4-langkah. Lampung: Universitas Lampung.2015

7.     Putra DTA. Rancang bangun alat distilasi oli bekas (perawatan dan perbaikan. Palembang: Politeknik Negeri Sriwijaya. 2014


8.     Badan Pengawas Obat dan Makanan Republik Indonesia. Persyaratan Mutu Obat Tradisional. Peraturan Badan Pengawas Obat dan Makanan Republik Indonesia Nomor 12 tahun 2014












LAMPIRAN
Lampiran 1. Skema Kerja
A.   Susut Pengeringan

            Persiapan  :     
Botol timbang kosong
 



·  ditimbang
                                   
Oven 105°C
Deksikator
 







            Pengerjaan :

Sampel 2 gram
 




·  dimasukkan ke botol timbang           
Oven 15 menit
 



·  ditimbang

Nilai konstan
 



















B.   Penetapan Kadar Minyak Atsiri
Sampel daun jeruk manis (Citrus sinensis)
 


                                   
·  Dipotong berberapa bagian
·  Dimasukkan kedalam  labu
·  Tambahkan air suling
·  Panaskan labu
                                                                                                                       
%kadar minyak atsiri kulit jeruk manis (Citrus sinensis)
 





C.   Penetapan Kadar Air
Ekstrak daun jeruk manis (Citrus sinensis)
 




·  Masukkan toluene
·  Panaskan alat
·  Masukkan kedalam labu
·  Sikat tabung menggunakan sikat kawat
                                                                                                           
%kadar air ekstrak daun jeruk manis (Citrus sinensis)

 


















Lampiran 2. Perhitungan
A.  Perhitungan Susut Pengeringan
 
%
B. Perhitungan Kadar Air
 =30 %
C. Perhitungan Kadar Minyak Atsiri
 = 0,4166 %







Lampiran 3. Kunci Determinasi
A.  Kunci Determinasi kunyit (Curcuma domestica)
1b - 2b - 3b - 4b - 6b - 7b - 9b - 10b - 11b - 12b - 13b - 14a -15a - 109b (golongan 8,  tanaman yang berdaun tunggal dan tersebar) - 119b - 120b - 128b - 129b - 130b - 132a  (familia Zingiberaceae)
B. Kunci Determinasi Jeruk Manis (Citrus sinensis)
1b, 2b, 3b, 4b, 6b, 9b, 10b, 11b, 12b, 13b, 14, 15b, 197b, 208b, 219b, 220b, 224b, 225b, 227b, 229a, Fam 62 Rutaeceae




























Lampiran 4. Gambar

Gambar 1. Meletakkan simplisia pada botol timbang
Gambar 2. Meletakkan botol timbang + sampel dioven

Gambar 3. Mendinginkan botol timbang + sampel

Gambar 4. Menimbang botol timbang + sampel

 

Gambar 9. Proses Destilasi Minyak atsiri


Gambar 10. Proses Destilasi Kadar air